Minggu, 07 Februari 2010

Pengertian dan Asumsi POD resume 1

Pengertian Pendidikan Orang Dewasa

@ Paedagogi & Andragogi

Berawal dari Paedagogi yakni, Paed berarti "anak" dan agogos berarti "memimpin/membimbing." Paedagogi adalah ilmu/seni dalam mengajar anak. Tujuan pendidikan bersifat mentransmisikan pengetahuan. Namun kebutuhan modern, mentransmisikan pengetahuan tidaklah penting maka muncul lah -->Andragogi

Andragogi berasal dari bahasa Yunani andr berarti “orang dewasa” dan agogos berarti “memimpin/ membimbing”. Istilah ini digunakan oleh Alexander Kapp (1883) menjelaskan pengertian social-paedagogi merupakan proses pendidikan pemulihan (remedial) bagi orang dewasa cacat.

Andragogi adalah proses pendidikan bagi seluruh orang dewasa cacat maupun tidak cacat secara berkelanjutan.

@ Penerapan pendekatan Andragogi

Digunakan :

- Penanganan kasus dalam bidang pelayanan masyarakat

- Proses pemasyarakatan kembali

- Pendidikan luar sekolah

- Manajemen personalia

- Organisasi

- Program pembangunan masyarakat

@ Defenisi pendidikan orang dewasa

Orang dewasa

Sosiologi : apabila ia melakukan peran-peran sosial yang biasanya dibebankan kepadanya

Psikologis: apabila ia telah memiliki tanggung jawab terhadap kehidupan dan keputusan yang diambil.

Giologis : seseorang telah mampu melakukan reproduksi (Sudjana, 1993).


Batasan Defenisi Pendidikan Orang Dewasa

UNESCO : keseluruhan proses pendidikan yang diorganisasikan, yang membuat orang dianggap dewasa oleh masyarakat dalam mengembangkan kemampuannya, memperkaya pengetahuannya, meningkatkan kualifikasi teknis atau profesionalnya, dan mengakibatkan perubahan pada perilakunya dalam persfektif rangkao perkembangan pribadi secara utuh dan partisipasi dalam perkembangan sosial, ekonomi, dan budaya yang seimbang dan bebas.

Karakteristik Pendidikan Orang Dewasa

1. Orang dewasa memiliki lebih banyak pengalaman hidup


--> Berorientasi pada pengalaman. Menghubungkan konsep yang dipelajari dengan pengalaman mereka. Bersifat dua arah/banyak arah seperti diskusi, simulasi, permainan peran, dan sejenisnya.

2. Orang dewasa memiliki motivasi tinggi untuk belajar

--> Orang dewasa bermotivasi belajar karena ada keterpautannya untuk memperoleh pekerjaan yang lebih baik, dan adanya rasa untuk berprestasi secara personal. Mencari konsep yang membantu mereka memahami dan menghadapi situasi dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

3. Orang dewasa memiliki banyak peranan & tanggung jawab

--> Hampir seluruh orang dewasa memiliki keterbatasan waktu yang digunakan untuk belajar. Disebabkan tanggung jawab yang besar.

4. Kurang kepercayaan pada kemampuan diri untuk belajar kembali

--> Orang dewasa enggan untuk melibatkan diri dalam aktivitas pendidikan. Seringkali dihinggapi rasa kurang percaya pada kemampuan dirinya untuk belajar kembali.

5. Orang dewasa lebih beragam dari para pemuda

--> Mengetahui perbedaan individu & kesiapsiagaannya menghadapi kelompok belajar dengan pebelajar yang berbeda kemampuannya.

6. Makna belajar bagi orang dewasa

--> Pengalaman belajar apa yang diberikan pada pebelajar untuk mencapai tujuan pendidikan.

Asumsi Dasar dan Implikasinya Terhadap Belajar

Menurut Knowles (1980) & Jarvis (1985) teori andragogi adalah teknologi keterlibatan ego, bahwa keberhasilan dalam pembelajaran terletak pada keterlibatan ego mereka dalam proses pembelajarannya.

Asumsi yang menjadi landasan:

1. Konsep diri

--> Memerlukan perlakuan sifatnya menghargai, khususnya pengambilan keputusan karena orang dewasa mempunyai kemauan sendiri untuk belajar

--> Implikasinya

- Iklim belajar disesuaikan dengan keadaan

- Pebelajar diikutsertakan dalam mendiagnosa kebutuhan belajarnya

- Pebelajar dilibatkan dalam proses perencanaan

- Dalam proses belajar mengajar merupakan tanggung jawab bersama antara pembelajar dan pebelajar

- Evaluasi belajar menekankan kepada cara evaluasi diri.

2. Pengalaman

--> Adalah dirinya sendiri, merumuskan siapa dia, & menciptakan identitas dirinya atas dasar seperangkat pengalaman yang unik. Menimbulkan konsekuensi dalam belajar

1) Mempunyai kesempatan mengkontribusikan dalam proses belajar.

2) Mempunyai dasar pengalaman berkaitan dengan pengalaman baru.

3) Mempunyai pola pikir & kebiasaan karenanya mereka cenderung kurang terbuka

--> Implikasinya

- Proses belajar lebih ditekankan pada metode sifatnya menyadap pengalaman..

- Penekanan pada aplikasi praktis

- Penekanan belajar dari pengalaman

3. Kesiapan untuk belajar

--> Menurut Robert J.Havighurts (1953) identifikasi masa dewasa:

1) Dewasa awal umur (18-30 tahun)

2) Dewasa pertengahan (30-55 tahun)

3) Dewasa akhir (>55 tahun)

10 peranan sosial:

Pekerja, kawan, orang tua, kepala rumah tangga, anak dari orang tua berumur, warga negara, anggota organisasi, kawan sekerja, anggota keagamaan, dan pemakai waktu luang.

--> Implikasinya:

- Kurikulum dalam proses belajar disusun berdasarkan tugas perkembangannya.

- Konsep tugas perkembangan memberikan petunjuk dalam belajar kelompok

4. Orientasi terhadap belajar

--> Cenderung mempunyai perspektif secepatnya mengaplikasikan apa yang mereka pelajari.

--> Implikasinya:

- Para pendidik bukanlah sebagai guru tetapi sebagai pemberi bantuan kepada orang yang belajar.

- Kurikulum berorientasikan kepada masalah

- Pengalaman belajar dirancang berdasarkan masalah.

Beberapa Asumsi Belajar

1. Orang dewasa dapat belajar

--> Kemampuan belajar masih tetap ada sepanjang hidup .

2. Belajar adalah proses dari dalam

--> Belajar merupakan proses dari dalam yang dikontrol langsung oleh peserta sendiri serta melibatkan dirinya, termasuk fungsi intelek, emosi, dan fisiknya.

--> Implikasinya: metode belajar melibatkan peserta secara mendalam dapat menghasilkan belajar yang paling kuat.

3. Kondisi belajar dan prinsip-prinsip belajar

Kondisi Belajar

Prinsip Mengajar

merasa ada kebutuhan untuk belajar

1.Mengemukakan kepada peserta kemungkinan baru untuk pemenuhan dirinya.

2. Membantu peserta untuk memperjelas aspirasi

3. Membantu mendiagnosa perbedaan antara aspirasi dengan tingkat penampilannya

4. Membantu mengidentifikasi masalah kehidupan

Lingkungan belajar menyenangkan

1. Memberikan kondisi fisik menyenangkan

2. Peserta merupakan pribadi bermanfaat dan menghormati perasaan dan gagasannya

3. Membangun hubungan yang saling membantu.

Memandang tujuan pengalaman belajar sebagai tujuan mereka

1. Melibatkan peserta dalam proses merumuskan tujuan belajar

Peserta menyetujui untuk bertanggung jawab dalam perencanaan dan melaksanakan pengalaman belajar

1. Pembelajar ikut merancang pengalaman belajar dan memilih bahan serta metode.

Peserta berpartisipasi secara aktif dalam proses belajar

1. Membantu peserta mengorganisir dirinya

Proses belajar dikaitkan dan menggunakan pengalaman peserta

1. Membantu menggunakan pengalaman mereka sendiri sebagai sumber belajar

2. Menyampaikan presentasinya berdasarkan sumber dari pengalaman peserta

3. Membantu peserta untuk mengaplikasikan

Peserta mempunyai rasa kemajuan terhadap tujuan mereka

1. Melibatkan peserta mengembangkan kriteria yang disetujui bersama

2. Membantu mengembangkan dan mengaplikasikan prosedur evaluasi diri.

Langkah-langkah:

1) Menciptakan iklim belajar yang cocok

2) Menciptakan struktur organisasi untuk perencanaan yang bersifat partisipatif

3) Mendiagnosis kebutuhan belajar

4) Merumuskan tujuan belajar

5) Melaksanakan kegiatan belajar

6) evaluasi


Daftar Pustaka
Yusnaidi,. Pendidikan Orang Dewasa. Medan:PPS UNIMED

0 komentar:

Posting Komentar