Jumat, 26 Februari 2010

Metode POD Resume 3

Metode Pendidikan Orang Dewasa

A. Pendahuluan
Ditinjau dari 2 sudut:
1. kontinum proses belajar
2. jenis pertemuan yang dilakukan dalam POD

B. Kontinum Proses Belajar
Metode dipilih berdasarkan tujuan pendidikan, yaitu:
1. Membantu orang menata pengalaman masa lalu melalui cara baru
2. Memberikan pengetahuan atau keterampilan baru

Hal-hal yang dipengaruhi:
1. Persiapan dan orientasi bagi proses belajar
2. Suasana dan kecepatan belajar
3. Peran dan sikap pembimbing
4. Peran dan sikap peserta didik
5. Metode yang diterapkan agar usaha belajar berhasil.

C. Pemilihan Jenis Pertemuan
Menurut Morgan et al (1976)
1. Usaha atau kegiatannya
2. Tugas
3. Siapa sasarannya
4. Bagaimana menyampaikan
5. Masalah yang mungkin timbul

Jenis Pertemuan:
1. Institusi
2. Konvensi
3. Konferensi
4. Lokakarya
5. Seminar
6. Kursus Kilat
7. Kuliah Bersambung
8. Kelas Formal
9. Diskusi Terbuka

D. Merencanakan Pertemuan
Morgan (1976):
1. Tahap pendahuluan untuk menghubungi orang
2. Cara menerima peserta
3. Apa yang akan terjadi dalam pertemuan
4. Cara mengevaluasi pertemuan

E. Metode dalam Pertemuan
1. Penyajian Formal. Semua berlangsung satu arah, dari pembicaraan kepada peserta
a. Ceramah atau kuliah
b. Simposium
c. Diskusi panel
d. Kolokium

2. Teknik diskusi
a. Diskusi terbuka
b. Diskusi kelompok dengan wakil pimpinan
c. Sesi Buzz
d. Teknik "Philips 66"
e. Tim pimpinan
f. Tim pendengar
g. Bermain peran
h. Skit drama
i. Curah pendapat
j. Diskusi informal
k. Debat
l. Diskusi Mangkuk ikan
m. Teknik Kelompok nominal
n. Forum

3. Demonstarsi dan Laboratorium

4. Widyawisata

5. Komunikasi Tertulis

Referensi : Suprijanto. 2005. Pendidikan Orang Dewasa – Dari Teori hingga Aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Perencanaan POD Resume 3

Perencanaan Pendidikan Orang Dewasa

A. Pendahuluan
Perencanaan pendidikan tidak akan lengkap jika tidak disertai dengan rancangan pembelajaran. Perencanaan pendidikan dan rancangan pembelajaran diperlukan agar proses pendidikan dan pembelajaran orang dewasa dapat berjalan sesuai dengan prinsip pendidikan orang dewasa.

B. Komponen Perencanaan Pendidikan
Menurut Rahman (1989):
1. Peserta didik
2. Tujuan belajar
3. Sumber belajar
4. Kurikulum
5. Organisasi pelaksana
6. Kondisi masyarakat setempat
7. Manfaat langsung
8. Struktur organisasi

Hal-hal yang perlu diperhatikan:
1. Penemuan yang telah ada sebelumnya
2. Penelitian keadaan lokasi
3. Perkiraan kebutuhan
4. Penyusunan prioritas
5. Penyusunan tujuan dan strategi
6. Rancangan impletasi
7. Penetapan waktu pelaksanaan
8. Penilaian

C. Perencanaan Partisipatif

1. Prinsip menurut Pidarta (1988)
a. Hubungan dengan masyarakat
b. Partisipan
c. Teknik kerja kelompok
d. Ramalan dan pembuatan program
e. Pengambilan keputusan

2. Prosedur
a. Menentukan kebutuhan atas dasar antisipasi terhadap perubahan lingkungan
b. Melakukan ramalan dan menentukan program, tujuan, misi perencanaan prioritas
c. Menspesifikasi tujuan
d. Menentukan standar performansi
e. Menentukan alat/metode/alternative pemecahan
f. Melakukan implementasi dan menilai
g. Mengadakan review

D. Prosedur Pengajaran
Menurut Gange & Briggs (1974) adalah dirancang untuk membuat peserta didik bergerak dari “dimana ia berada” pada saat awal pengajaran menuju pencapaian kemampuann yang telah ditetapkan dalam tujuan khusus pengajaran. Fungsi:
1. Memperoleh perhatian peserta didik
2. Memberitahu tujuan khusus pengajaran kepada peserta didik
3. Membantu peserta didik mengingat kembali pengetahuan yang telah dimiliki
4. Menyajikan materi
5. Member bimbingan belajar
6. Memperoleh performansi
7. Memberi umpan balik tentang perbaikan performansi
8. Menilai performansi peserta didik
9. Meningkatkan retensi dan transfer

E. Rancangan Pengajaran
Menurut pendekatan Dick & Carey (1985) & Hannum & Briggs (1984):
1. Identifikasi tujuan umum pengajaran
2. Melakukan analisis pekerjaan
3. Identifikasi tingkah laku masukan dan cirri peserta didik
4. Merumuskan tujuan performansi
5. Mengembangkan butir-butir tes acuan patokan
6. Mengembangkan strategi pengajaran
7. Mengembangkan dan memilih materi pengajaran
8. Merancang dan melakukan evaluasi formatif
9. Merevisi bahan pengajaran
10. Merancang dan melakukan evaluasi sumatif

Referensi : Suprijanto. 2005. Pendidikan Orang Dewasa – Dari Teori hingga Aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Andragogi Respon Individu 1

secara singkat saya memahami materi sebagai berikut:
Andragogi adalah proses pendidikan bagi seluruh orang dewasa baik dia cacat atau tidak.

Karakteristik POD:
1. Pengalaman
2. Motivasi
3. Peranan dan tanggung jawab
4. Kurang kepercayaan
5. Ide beragam
6. Bermakna

Dalam POD kita menekankan :
1. Konsep diri : perlakuan kita terhadap orang dewasa
2. Pengalaman : bahwa orang dewasa memiliki pengalaman yang banyak
3. Kesiapan belajar: tuntutan peranan
4. Orientasi belajar : aplikatif

Tujuan POD:
1. Untuk membantu mencapai kebahagiaan dan makna kehidupan
2. Membantu memahami dirinya, bakatnya, dan keterbatasannya serta hubungan dengan orang lain.
3. Membantu mengenali dan memahami kebutuhan belajar seumur hidup
4. Memberikan kondisi dan kesempatan dalam membantu orang dewasa mencapai kemajuan dalam proses pematangan

Prinsip POD:
1. Latihan: melakukan aktivitas
2. Hubungan: menghubungkan kejadian yang lalu
3. Akibat: respon terhadap pembelajaran
4. Kesiapan: memperhatikan pembelajaran

Perspektif teoritis:
1. Carl Rogers : hubungan interpersonal dan sikap dalam belajar
2. Paulo Freire : belajar demi meningkatkan martabat
3. Robert M.Gagne : jenis belajar
4. Jack Mezirow : pendidikan sebagai kebebasan
5. Malcom Knowles: POD membutuhkan guru dan metode khusus.

Saya tidak mengerti mengenai pendekatan yang digunakan dalam POD ini. Yang membuat keempat pendekatan ini berbeda apanya sepertinya keempat ini sama dalam hal fokus materi yang dibahas adalah masalah baik itu di perumusan masalah, proyektif, appersepsi-interaksi dan perwujudan diri sendiri.

Rabu, 24 Februari 2010

Alat Bantu POD resume 4

Alat Bantu Audiovisual Pendidikan Orang Dewasa

A. Pendahuluan

Alat bantu audiovisual : alat yang dipergunakan dalam belajar untuk membantu tulisan dan kata yang diucapkan dalam menularkan pengetahuan, sikap, dan ide.

B. Posisi Alat Bantu dalam Pengajaran

Menurut Morgan et al (1976) efektifitas pengajaran tergantung pada pengertian yang jelas. Artinya, tidak hanya tergantung pada alat bantu visual atau ucapan saja, tetapi dapat dilakukan dengan mengombinasi keduanya sesuai keinginan.

1. Kesalahan Persepsi Alat Bantu Audiovisual (ABAV)

· ABAV bukan suatu bentuk pendidikan tersendiri.

· ABAV bukan hanya berupa gambar hidup.

· Tujuan utama ABAV bukan untuk hiburan.

· ABAV bukan sesuatu yang baru

· ABAV bukan obat untuk mengatasi seluruh hambatan pengajaran.

2. Manfaat ABAV

· Membantu memberikan konsep benar

· Mendorong minat

· Meningkatkan pengertian baik

· Melengkapi sumber belajar lain

· Menambah variasi metode mengajar

· Menghemat waktu

· Meningkatkan keinginantahuan

· Membuat ingatan terhadap pelajaran lama

· Memberikan konsep baru

C. Prinsip Penggunaan ABAV

Menentukan dan menggunakan ABAV:

1. Menentukan Alat Bantu yang Digunakan

Pemilihan alat bantu terbaik pada waktu tertentu mungkin menjadi masalah, terutama untuk pembimbing yang kurang berpengalaman.

2. Menggunakan ABAV

· Bahan terarah

· Sajikan pada waktu yang tepat

· Tahu cara menggunakan

· Alat bantu untuk mengajarkan sesuatu

· Dorong partisipasi pelajar

· Rencanakan penggunaan alat bantu

· Gunakan beberapa alat bantu

· Gunakan dan simpan dengan baik

D. Film, Slide, dan Filmstrip

Film : rangkaian gambar mati pada rol film

Slide : paling popular dan serbaguna dapat digunakan dalam penyuluhan.

Filmstrip: serangkaian foto yang tersusun pada film dengan panjang tertentu, diproyeksikan dengan proyektor khusus.

Sumber: arsip perpustakaan, instansi program penyuluhan POD.

E. Tape Recorder

Efektif dalam pengajaran, mudah dibawa, digunakan, dan disimpan. Berisi diskusi, seminar, konvensi, konferensi, dan lokakarya. Memerlukan perencanaan yang cermat dalam produksi dan penggunaannya.

F. Televisi & Video Tape

TV pendidikan harganya mahal. Menurut Bahrens & Evans (1984) TV instruksional berbeda dengan TV penyiaran yaitu dalam hal materinya, yang tidak didesain untuk didistribusikan oleh stasiun penyiaran massa.

Video tape digunakan untuk melatih penyuluh dalam pelatihan kerja atau penyegaran. Memungkinkan menayangkan objek berupa gambar, demonstrasi, ilustrasi dan penjelasan.

G. Radio

Kelebihan

Kelemahan

· Memberikan kesegaran

· Menjangkau orang banyak

· Pendengar membawanya kemanapun

· Pendengar tidak menunjukkan

· kembali apa yang telah didengar.

Ada 2 jenis:

1. Siaran terbuka

2. Kelompok pendengar siaran terbuka

Sumber: kejadian, aktivitas mingguan, masalah dan pokok bahasan yang tepat, pengalaman orang, laporan cuaca.

H. Overhead Projector

Merencanakan program pengajaran dengan menggunakan transparasi.

Mempersiapkan transparasi:

1. Menulis dengan tangan

2. Dengan menggunakan mesin fotokopi

3. Dengan computer

I. LCD Projection Panel

Persiapan bahan

Power point

Cara menyajikan

komputer

Penampilan

Berwarna

J. Papan Tulis, Chart, dan Peta

Merupakan ABAV yang utama. Dan penggunaannya hampir sama.

K. Papan Planel

Biasanya bervariasi menurut tipe konstruksi dan bahan yang digunakan. Banyak warna planel yang tersedia.

L. Pameran

Sarana untuk menarik dan menumbuhkan minat. Digunakan saat pekan raya, dalam etalase toko, atau tempat lain.

M. Benda

Benda yang sering digunakan sebagai alat bantu antara lain contoh atau barang asli, model, dan spesimen.


Referensi : Suprijanto. 2005. Pendidikan Orang Dewasa – Dari Teori hingga Aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Sabtu, 20 Februari 2010

cari alamat web??

ehem ehem..
ni kita lagi buuuaaaanyyaaaak tugas kan,,

ni aku kasih link alamatnya
si osun
ni bisa cari dokumen bentuk pdf. ppt (power point). doc (word)...

trus yang ini
si docdoc
kalo yg ini pas mau unggah harus member dulu..
gratis kok

Minggu, 07 Februari 2010

Keyakinan dan Persfektif POD Resume 2

Keyakinan Proses Belajar Orang Dewasa

1. Tujuan-tujuan instruksional

-->Hubungannya dengan pengalaman atau kegiatan-kegiatan belajar yang khusus, yang berada tetapi jelas berhubungan dengan tujuan menyeluruh dari pendidikan untuk orang dewasa.

-->Alasan:

1) Tujuan-tujuan itu dapat berperan sebagai pemandu untuk mengorganisasikan tindakan dan mengarahkan disain pengalaman belajar

2) Tujuan-tujuan itu dapat berperan sebagai dasar penentuan hasil-hasil kegiatan belajar, membandingkan apa yang terjadi dengan yang direncanakan.

2. Proses Belajar

-->3 pendapat utama:

1) Belajar adalah latihan pikiran dan pengumpulan kebenaran dasar (disiplin mental)

Teori alternatif belajar merupakan ringkasan dari setiap teori belajar yang terkait dengan sifat manusia dan tujuan pendidikan

Tujuan: mengembangkan kekuatan akal yang tersirat yang terletak dalam pikiran manusia dan diisi oleh pengetahuan

2) Belajar adalah pengkondisian (conditioning) atau penguatan

Belajar terdiri dari kesan dari pola reaksi yang baru pada organisme yang lembut dan pasif. Lingkungan sebagian timbul akibat dari saling mempengaruhi antara organisme dan lingkungan.

3) Belajar adalah pengembangan pengertian (Gestalt-Field)

Fokus “insight” (wawasan) jika menjelaskan belajar. Belajar dipandang sebagai proses pengembangan wawasan baru atau memodifikasi wawasan lama.

Perspektif Teoritis Belajar Orang Dewasa

a. Carl Rogers

-->Latihan sensitivitas dimaksudkan untuk membantu pebelajar berbagi rasa kedalam penjagaan sikap dan hubungan interpersonal diantara mereka.

-->Berpusat pada pebelajar discovery method

-->Fokus pendekatan interaksi personal antara sumber belajar pembelajar dengan pebelajar serta pengalaman belajar.

b. Paulo Freire

-->Seseorang hendaknya berusaha memperbaiki dan meningkatkan martabatnya sebagai manusia, dipihak lain ada golongan yang menggunakan manusia sebagai alat atau perkakas.

-->Prinsip conscientiziation:

1) Ridak seorang pun yang dapat mengajar siapa pun juga

2) Tidak seorang pun yang belajar sendiri

3) Orang-orang harus belajar bersama, bertindak didalam dan pada dunia mereka.

c. Robert M. Gagne

-->Tipe belajar

1) Belajar berisyarat

Dalam bentuk sikap dan prasangka

2) Belajar stimulus-respon

Rangkaian motorik dan verbal

3) Rangkaian motorik

Belajar keterampilan

4) Rangkaian verbal

Belajar dengan cara menghapal (rote learning)

5) Diskriminasi berganda

Keterampilan intelektual berupa kemampuan membedakan antara beberapa jenis gejala yang serupa.

6) Belajar konsep

Kemampuan berpikir abstrak yang mulai dipelajari pada masa remaja

7) Belajar aturan

Kemampuan merespon terhadap keseluruhan isyarat

8) Pemecahan masalah

Menemukan jawaban terhadap situasi problematik

d. Jack Mezirow

-->Pendidikan sebagai suatu kekuatan pembebasan individu dari belenggu dominasi budaya penjajah, namun ia melihat kemerdekaan dari perspektif yang lebih bersifat psikologis.

e. Malcom Knowles

-->Bapak andragogi

-->Pendidikan orang dewasa membutuhkan guru-guru khusus, metode dan filsafat khusus.

-->Asumsi knowles

1) Orang dewasa dapat belajar

2) Belajar adalah suatu proses internal

Daftar Pustaka
Yusnaidi,. Pendidikan Orang Dewasa. Medan:PPS UNIMED

Prinsip dan Pendekatan POD Resume 2

Prinsip-Prinsip Umum untuk Memilih Pengalaman Belajar Pendidikan Orang Dewasa

Menurut Ralph W. Tyler (1996) :

1. Pembelajar yang hendak mencapai suatu tujuan belajar haruslah memiliki pengalaman belajar yang memberinya kesempatan untuk mempraktikkan bentuk atau jenis perilaku.

2. Menekankan agar pengalaman belajar dibuat dalam bentuk yang sedemikian rupa sehingga menimbulkan kepuasan dalam diri pebelajar setelah melaksanakan perilaku yang tersirat dalam tujuan pendidikan yang bersangkutan.

3. Reaksi yang dikehendaki terjadi dalam pengalaman supaya berada dalam batas pengalaman para pebelajar yang terlibat.

4. Ada banyak pengalaman belajar yang spesifik yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan yang sama.

5. Pengalaman belajar biasanya akan menimbulkan beberapa macam hasil.


Beberapa Prinsip Belajar Untuk Pendidikan Orang Dewasa

Menurut Hommonds ada 4 prinsip:

1. Prinsip Latihan (praktik)

-->Melakukan sesuatu tidak hanya terbatas pada pengertian berbuat secara konkrit saja yang akibatnya dapat dinilai dengan segera secara nyat, akan tetapi juga meliputi aktivitas-aktivitas yang tak terlihat dengan nyata.

-->Aktivitas pembelajar berupa mendengarkan uraian pembelajar, mengkonsentrasikan diri pada apa yang didengarnya, kemudian mencerna apa yang diuraikan agar dapat dimengerti, maka penjelasan kedua dan seterusnya yang dimulai dan diakhiri pada tahap yang sama akan merangsang penggunaan organ-organ tubuh yang terlihat dalam proses berpikir untuk menumbuhkan suatu pengertian.

2. Prinsip Hubungan

-->Kebiasaan manusia untuk selalu menghubung-hubungkan berbagai kejadian ataupun peristiwa yang dialaminya dengan hal-hal yang terjadi sebelumnya.

-->Pengkaitan sesuatu yang baru dengan hal-hal yang sudah ada akan mempermudah penerimaan dan pengertian akan hal-hal yang baru itu.

3. Prinsip Akibat

-->Pernyataan emosi dalam proses belajar ditujukan oleh adanya rasa senang ataupun tidak senang terhadap sesuatu yang akan dipelajari atau juga oleh rasa puas ataupun tidak puas setelah mempelajari sesuatu.

4. Prinsip Kesiapan

-->Baik secara fisik maupun secara mental untuk belajar akan berada dalam suatu keadaan yang akan memperkenankannya mencurahkan perhatian yang sepenuhnya pada materi belajar yang sedang dihadapinya dan secara maksimal akan berusaha untuk mengatasi rintangann fisik maupun mental agar dapat berprestasi dengan baik sehingga dapat berhasil menyelesaikan tugas yang dihadapinya.

Bagaimana Sebaiknya Menyelenggarakan Proses Belajar Orang Dewasa

Usahakan agar pebelajar orang dewasa secara aktif berpatisipasi dalam perumusan tujuan belajar. Ajaklah pebelajar untuk mendiskusikan alasan mereka menghadiri peristiwa belajar itu dalam makna apa kebutuhan belajar

Usahakan agar belajar terjadi dalam suatu suasana yang menyenangkan.

Belajar haruslah berorientasi pada pemecahan masalah

Pebelajar harus menerima umpan balik tentang kemajuan kearah pencapaian tujuan yang telah dilakukannya.

Beberapa Pendekatan dalam Pendidikan Orang Dewasa

Jenis-Jenis Pendekatan

1. Pendekatan Perumusan Masalah

-->Berpusat pada masalah, mengarahkan pengalaman belajar pada kehidupan pebelajar sehari-hari, dan akan mempunyai manfaat secara langsung

-->Diskusi kelompok dan berpikir sangat penting.

-->Konsep Khit-pen: suatu contoh pendekatan yang berpusat pada masalah, yang dilakukan dalam program Pendidikan Luar Sekolah di Thailand. Strateginya:

1) Mendiagnosa apa yang akan menjadi kebutuhan belajar bagi pebelajar.

2) Merencanakan satuan-satuan pebelajaran dan proses-proses diskusi sedemikian rupa, sehingga setiap pertemuan (session) memberikan kesempatan untuk berlatih dalam pemecahan masalah

3) Menggunakan gambar atau perangsang diskusi (discussion starter), yang fungsinya sebagai alat untuk mempraktekkan teknik atau keterampilan dalam memecahkan masalah.

4) Kurikulum disusun secara luwes untuk mengakomodasi terhadap keanekaragaman kebutuhan pebelajar.

2. Pendekatan Proyektif

-->Mempergunakan radio atau cerita bergambar guna memberikan kesempatan kepada pebelajar untuk memahami tindak-tanduk dari pelakunya serta memahami is cerita tersebut.

-->Digunakan oleh Program Pendidikan Luar Sekolah di Turki

3. Pendekatan Appersepsi-Interaksi

-->Mengidentifikasi masalah kehidupan sehari-hari pebelajar.

-->Menghubungkan pengalaman dan perasaannya dengan gambar/foto yang ada di folder (appersepsi), kemudian pebelajar membahasa dalam suatu diskusi mengenai isi folder tersebut (interaksi)

-->Membantu pebelajar mencari kemungkinan-kemungkinan dalam pemecahan masalah.

4. Pendekatan Perwujudan Diri Sendiri (Self-Actualizzation Approach)

Ada 4 ciri utama

1) Proses yang terpusat pada pebelajar

-->Kesempatan-kesempatan untuk penemuan diri sendiri (self-discovery) dapat mengembangkan kemampuan diri sendiri.

2) Belajar sesama teman dalam kelompok (peer learning)

-->Mengadakan hubungan saling mempercayai antara pembelajar dengan pebelajar.

3) Membantu timbulnya konsep diri yang positif

-->Perubahan yang efektif itu jika dimulai dari dalam diri seseorang, karena hal ini akan menimbulkan kemampuan, memupuk sikap positif serta menimbulkan kepercayaan diri sendiri yang lebih besar.

4) Daya khayal yang berdaya cipta

-->Menekankan kreativitas, yaitu penggunaan daya khayal yang melampaui batas-batas analisis fakta yang rasional.

-->Kemampuan seseorang tidak akan efektif, jika ia tidak melepaskan diri dari cara berpikir yang berulang-ulang, sehingga tidak menghasilkan apa-apa.

Daftar Pustaka
Yusnaidi,. Pendidikan Orang Dewasa. Medan:PPS UNIMED