Jumat, 21 Mei 2010

U.A.S. hooooohhoooo

Mari KITA SIAP-SIAP untuk UAS

5 komentar:

psipddk3sks mengatakan...

(UAS) 1. Lili, coba kamu telaah kira-kira performa pelatihan kelompok kemarin jika di jabarkan berdasarkan eksistensialisme bagaimana?

LiLi Noted mengatakan...

sudah saya poskan bu.

psipddk3sks mengatakan...

lili jawaban yang saya nilai hanya yang diposting pada komen
jadi coba posting ulang ya.
yang di blog gak masalah biarkan aja.
kalo tidak cukup 1 komen buat bersambung. ok?

take care

LiLi Noted mengatakan...

Pengkajian Performa “Pelatihan Team Building” di Tinjau dari Teori Eksistensial


Pelatihan yang dimaksud adalah suatu metode dalam Pendidikan Orang Dewasa atau suatu pertemuan yang biasa digunakan dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan mengubah sikap peserta dengan cara yang spesifik. Adapun pelatihan yang telah kami lakukan adalah “Pelatihan Team Building”.

Penganut Eksistensial menyatakan bahwa pendidikan merupakan suatu alat untuk mengembangkan pilihan dan otonomi individu secara maksimum.

Untuk memberikan suatu pendidikan kepada orang dewasa yang memiliki potensi diri, memiliki kebebasan tersendiri dalam menentukan pilihan untuk pendidikannya, oleh sebab itu desain pelatihan merupakan satu alat yang mampu mengembangkan potensi individu tersebut.

Bagi kami sendiri sebagai kelompok yang menyajikan pelatihan ini, bermanfaat untuk kami dimana dari awal kami bebas menentukan bagaimana penyajian yang harus disampaikan kepada peserta, dan dalam menyajikan performa ini kami menggunakan masing-masing potensi yang kami miliki dan mengintegrasinya, lalu feedback yang kami dapatkan sebagai bentuk untuk mengembangkan potensi-potensi kedepannya.

Bagi peserta, potensi yang dimiliki masing-masing individu dalam suatu kelompok dapat terstimulasi dengan adanya pelatihan ini.

Menurut Harper, bahwa eksistensialisme lebih menitikberatkan pada orang secara keseluruhan secara utuh dalam suatu situasi, dimana orang tersebut menemukan dirinya sendiri. Pengertian ini menjelaskan:

1. Ada beberapa pengertian dalam pembicaraan tentang individual sebagai suatu keseluruhan, yakni manusia sebagai suatu keseluruhan

2. Individu tidak dapat dipandang secara terpisah

Pendidikan melalui pelatihan sebagai bentuk untuk membawa seorang dewasa dalam situasi tertentu yang mana ia dapat menemukan dirinya sendiri. Dalam pelatihan performa yang terdahulu yakni performa “Pelatihan Team Building” , seorang dewasa dibawa dalam situasi bekerja dalam kelompok sehingga potensi-potensi individu yang dimilikinya dapat terasah dikarenakan stimulus lingkungan tersebut dan mengembangkannya. Seperti halnya yang disampaikan oleh Burbacher bahwa keikutsertaan dirinya dalam situasi tersebut akan dapat memunculkan berbagai nilai-nilai yang sebenarnya diperlukan.

LiLi Noted mengatakan...

Teori Andragogi Terkait dengan Toleransi Perpanjangan Waktu Penyelesaian UAS

Belum ada teori andragogi yang berbicara secara tersurat mengenai toleransi waktu dalam pembelajaran orang dewasa. Namun kita dapat mengkaitkannya dengan teori yang telah ada, yang secara tersirat pun dapat dikaitkan dengan toleransi waktu dalam pendidikan orang dewasa.
Berawal dari teori yang dikemukan oleh Bergeivin dalam hal tujuan pendidikan orang dewasa pada poin ke empat bahwa untuk memberikan kondisi dan kesempatan dalam rangka membantu orang dewasa mencapai tujuan dalam proses pematangan.
Dengan ini dapat dikaitkan bahwa toleransi perpanjangan waktu yang diberikan dapat membantu dan memberikan kesempatan kepada seorang pebelajar untuk bisa mencapai tujuannya yakni menjawab soal UAS dengan baik.
Toleransi perpanjangan waktu bila dikaitkan dengan teori dari Knowles dari prinsip-prinsip pembelajaran yakni lingkungan belajar yang kondusif yang mana dapat membentuk kepercayaan, menghargai, saling membantu, dan kebebasan menyatakan pedapat, dan penerimaan kenyataan. Waktu termasuk salah satu lingkungan fisik yang disediakan pembelajar untuk memberikan kebebasan kepada pebelajar untuk memecahkan suatu masalah-dalam hal ini soal UAS (karena kegiatan belajar yang berpusat pada masalah- Problem centered frame of mind) toleransi waktu ini dapat memberikan kebebasan pada pebelajar untuk dapat memecahkan masalah dengan baik.
Jadi waktu yang diberikan dalam penyelesaian tugas ini merupakan cara dosen untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk bisa mengerjakan soal UAS dengan baik.

Posting Komentar